LS, KENDARI – Pengurus Pimpinan Pusat Forum Kiai Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar rapat kerja lanjutan, bertempat di Jalan Teratai, Kelurahan Watu-Watu, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari, Rabu (14/6/2023).
Rapat tersebut dihadiri oleh Ketua Umum Forum Kiai Sultra K. Nurkholis, S.Pd., Sekretaris Jenderal K. Jamhuri Karim, QH., S.Sos.I., KH. Arif Muhammad, M.Pd., K. Kuat Mujabah, S.Ag., dan para pimpinan pondok pesantren serta tokoh ulama lainnya.
Ketua Umum Forum Kiai Sultra K. Nurkholis mengatakan rapat kerja ini merupakan agenda rutin untuk membahas program – program atau agenda organisasi yang akan dilaksanakan kedepannya.
“Dari hasil rapat kali ini disepakati bahwa organisasi Forum Kiai Sultra akan melanjutkan kembali pembentukan pengurus di setiap kabupaten/kota se- Sulawesi Tenggara, setelah sebelumnya di Kota Kendari dan Kabupaten Kolaka Timur telah terbentuk kepengurusannya,” ucapnya.
Selain pembentukan pengurus di setiap kabupaten/kota, dalam rapat kerja tersebut juga disepakati bahwa Forum Kiai Sultra akan mengadakan kajian atau tabligh akbar yang dilakukan minimal setiap 2 bulan sekali.
“Program baru kami yaitu akan mengadakan kajian atau tabligh akbar minimal 2 bulan sekali dengan tempat pengajian di kabupaten/kota se- Sulawesi Tenggara yang siap untuk menggelar tabligh akbar,” imbuhnya.
Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Hidayah Al Mincis Kabupaten Kolaka ini menambahkan, dalam rapat kerja tersebut juga dibahas terkait sikap politik Forum Kiai Sultra dalam menghadapi tahun politik jelang Pemilu Serentak tahun 2024 mendatang.
“Organisasi Forum Kiai Sultra murni sebuah organisasi para ulama sehingga tidak boleh terlibat dalam politik praktis dan tidak boleh mengatasnamakan organisasi atau membawa nama organisasi untuk berpolitik. Silahkan mengambil sikap politik secara individu atau kelompok namun jangan membawa nama organisasi,” ujar Ketua Bahtsul Masail Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PW NU) Sulawesi Tenggara ini.
“Kami juga akan mengadakan gerakan Kiai Sultra siaga politik yang rahmatan lil ‘alamin karena sebagai ulama harus dapat menciptakan situasi yang nyaman dan membuat umat sejuk dan damai di tengah agenda demokrasi,” tutupnya.
Reporter : Agus