Gambar ilustrasi jaringan listrik. Sumber internet.
LS, Konsel – Kondisi cuaca panas akibat El Nino berkepanjangan saat ini sangat berimbas ke produksi listrik PLN.
Akibat dampak dari El Nino yang berkepanjangan membuat debit air di beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan PLT Mini Hidro (PLTM) ikut terdampak.
Total daya mampu pembangkit berbasis air yang sebelumnya dapat operasi sebesar 850 Mega Watt (MW), namun saat ini hanya mampu memasok listrik di siang hari kurang lebih 200 MW dan di malam hari 300 MW sehingga terjadi defisit sekitar 500 MW.
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Tolo dan Sidrap yang semula bisa memasok daya 150 MW, saat ini hanya bisa memasok 20-30 MW, (terjadi minus 130 MW karena sangat bergantung dengan angin).
Manager PLN ULP Konawe Selatan Tri Cahyono, ST., mengatakan untuk mengatasi terjadinya defisit listrik akibat dampak El Nino maka PLN telah memaksimalkan pasokan listrik dari Pembangkit Listrik Fosil dan menunda semua jadwal pemeliharaannya.
“Kondisi saat ini akibat El Nino mengakibatkan keterbatasan daya di sistem Sulawesi Bagian Selatan yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Palu dan daratan Sulawesi Tenggara,” ucap Tri Cahyono kepada media ini, Minggu (22/10/2023).
Tri Cahyono menambahkan, upaya PLN melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) pada lokasi PLTA Poso, Bakaru dan Malea dengan harapan PLTA/PLTM bisa mendapat air dan listrik dapat produksi normal kembali.
Oleh karena itu, Tri Cahyono menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya karena dengan sangat terpaksa PLN melakukan pengurangan beban (pemadaman) secara bergilir ke masyarakat, hal ini dilakukan agar listrik di Sulbagsel tidak terjadi Black Out.
“Sekali lagi kami mohon maaf kepada masyarakat pelanggan PLN, mohon pengertiannya serta mohon doa semuanya, semoga El Nino ini bisa segera berakhir dan pasokan listrik dapat kembali normal,” ungkap Tri Cahyono.
Reporter : Is One
Publisher : Chandra Saputra